STKIP NASIONAL DAN PESANTREN BUSTANUL YAQIN ADAKAN
SEMINAR MENEKAN BUDAYA KEKERASAN DALAM PENDIDIKAN
Wajah
dunia pendidikan sering terusik dan tercederai oleh sikap sebagian pelajar yang
bertindak “onar”, mengedepankan otot dan kekerasan, saling melempar dengan
batu, memukul dengan kayu ataupun tongkat, mengancam dengan senjata tajam, Gir
sepeda yang diikat dengan tali pinggang, bak kaum primitif, para siswa
bertindak dengan arogannya saling melumpuhkan dan saling melempar, persoalan
tersebut membuat kita resah, khawatir dan berduka akan masa depan pelajar dan
masa depan pendidikan Indonesia. Semua permasalahan tersebut harus dihentikan
dan dicarikan jalan keluarnya,
Dalam rangka mencarikan solusi dengan menghimpun pemikiran-pemikiran
bersama dalam meningkatkan kesadaran sosial masyarakat khususnya di Kabupaten
Padang Pariaman terhadap kekerasan atas nama pendidikan dan tawuran antar
pelajar, apalagi untuk peningkatan implementasi komitmen Adat Basandi Syara’,
Syara’ Basandi Kitabullah yang damai dan mensejahterakan, STKIP Nasional Padang
Pariaman bersama Pondok Pesantren Bustanul Yaqin Pungguang Kasiak Lubuk Alung
bekerjasama dengan Forum Masyarakat Peduli Sumbar adakan seminar nasional pada
hari minggu, tanggal 2 Desember 2012 bertempat di Aula TK/ SD Model Bertaraf
Internasional Limpato Padang Pariaman dengan menghadirkan narasumber Dr.
Afnibar, M.Pd, Dosen Psikologi dan Konseling IAIN Imam Bonjol Padang, Kemudian
Eka Vidya Putra, S.Sos, M,Si, Dosen Sosiologi FIS UNP Padang yang juga
Mahasiswa S.3 UI Jakarta. Narasumber lainnya Chitra Puspitahati, S.S, M.Pd
berasal dari Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Barat yang
concern melakukan penelitian tentang kekerasan yang terjadi di dunia
pendidikan.
Bupati Padang Pariaman, Drs. H. Ali Mukhni bertindak menjadi Keynote
Speaker dalam seminar tersebut dengan peserta yang terdiri dari Kepala
SMA/SMK/MA se Kabupaten Padang Pariaman, Ketua OSIS, OKP, Santri, BEM Perguruan
Tinggi se Kabupaten Padang Pariaman, pemerhati pendidikan dan mahasiswa STKIP
Nasional Pauh kambar.
Ketua Pelaksana Rahmat Tk Sulaiman, S.Sos, S.Ag, MM yang juga pimpinan
Pondok Pesantren Bustanul Yaqin Pungguang Kasiak menyatakan, digelarnya seminar
dengan mengusung tema “Menekan Budaya Kekerasan Dalam Pendidikan” ini berangkat
dari keprihatinan masyarakat terhadap generasi bangsa.” Akhir-akhir ini,
tawuran antarsiswa, antar mahasiswa
seperti jamur di musim hujan. Marak terjadi di hampir setiap daerah, alasannya
sangat sederhana dan beraneka ragam, seperti saling senggol, singgung
menyingggung dalam pentas pergaulan,
palak memalak ataupun dendam lama yang menjadi warisan dari para
pendahulunya”.
Lebih lanjut Rahmat menuturkan “Bagaimana jadinya jika para pelajar dan
mahasiswa sebagai pelanjut tongkat estafet pembangunan peradaban bangsa gemar
mempertontonkan kekerasan, gandrung melakukan tawuran baik pada sekolah yang
sama maupun berlainan sekolah. Idealnya, pada usia seperti itu, mereka harus
belajar, berdiskusi, aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial serta kegiatan
positif lainnya yang mendukung pencerdasan mereka”. Ini harus dicarikan solusi
dan strateginya imbuh rahmat
“Rekam jejak tawuran atau perkelahian antar pelajar yang terjadi dewasa
ini memperlihatkan kemerosotan moralitas para siswa di Tanah Air” ulas rahmat
yang juga dosen STKIP Nasional.
Sementara itu Ketua I STKIP Nasional Pauh Kambar, Hasnan Nafis, SE,
S.Sos, S.Ag, SH, MM di sela-sela rapat panitia menyatakan “Jati diri para siswa
sebagai insan terpelajar tidak lagi ditunjukkan dari prestasi yang gemilang dan
memukau untuk memuaskan dan menerangi manusia-manusia di sekelilingnya, jati
diri para siswa direduksi oleh kekuatan doktrin dalam melanggengkan kekerasan.
Doktrin tersebut telah terbalut begitu lama dan mengakar secara turun
temurun dari para pendahulunya. Sehingga, para siswa baru yang masih labil
minus filterisasi, dengan mudah meneruskan pola-pola kakak kelas untuk
melanggengkan prosesi tawuran”.
Menyikapi kondisi itulah STKIP Nasional Pauh Kambar mendukung penuh
seminar nasional yang digagas oleh Rahmat Tk Sulaiman salah seorang dosen STKIP
Nasional. Harapan kita, dari seminar ini didapatkan kesimpulan dan rekomendasi,
yang kemudian bisa ditindaklanjuti oleh pemangku kepentingan dan stakeholders serta
pelaku pendidikan, termasuk di dalamnya STKIP Nasional yang mencetak tenaga
pendidik. Pada akhir seminar nanti adanya kebulatan tekad dan deklarasi bersama
Padang Pariaman bebas dari aksi
kekerasan atas nama pendidikan atau tawuran antar pelajar. Mereka yang hadir
diharapkan untuk memubuhkan tandatangan pada spanduk putih yang disediakan
nantinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar