BAZNAS Padang
Pariaman ikuti Workshop Internasional Zakat
Dilaporkan oleh Rahmat Tk Sulaiman
(SO)
Bogor. Keuangan Islam
telah menunjukkan pertumbuhan yang mengesankan selama empat dekade terakhir dan
diperkirakan akan tumbuh lebih lanjut. Signifikansinya terhadap pembangunan
nasional dan masyarakat tak terbantahkan, sebagai lembaga ekonomi dan keuangan
Islam telah berkontribusi untuk ekonomi dunia.
Demikian disampaikan Prof Dato Dr. Mohd Azmi Omar,
Direktur Jendral Islamic Reseach and Training Institute (IRTI) Islamic
Development Bank pada pembukaan Workshop Internasional tentang Zakat, Wakaf dan
Keuangan Islam yang diselenggarakan kerjasama Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) dengan Institut Pertanian Bogor (IPB), Islamic Reseach and Training
Institute IRTI) Islamic Development Bank (IDB) dan Ikatan Ahli Ekonomi Islam
(IAEI) pada 29 April 2013 bertempat di IPB International Convention Center
(IICC).
Lebih lanjut Omar menuturkan bahwa mayoritas masyarakat miskin yang telah dicabut dari jasa keuangan. Menurut
perkiraan, sekitar sepertiga penduduk miskin dunia adalah Muslim. Sekitar 72%
dari mereka yang tinggal di negara-negara mayoritas Muslim tidak menggunakan
jasa keuangan formal. Akses mereka untuk membiayai lebih lanjut dibatasi oleh
produk berbasis bunga.
“Hal ini menunjukkan potensi besar
keuangan mikro syariah untuk berkontribusi mengurangi kemiskinan. Meskipun
keuangan Islam tumbuh pada dua digit dengan aset lebih dari US $ satu triliun, keuangan mikro syariah masih dalam tahap bayi” tambahnya menegaskan.
Kemudian Omar juga menggarisbawahi
bahwa lembaga keuangan
sosial Islam termasuk lembaga keuangan mikro berbasis iman melalui zakat dan wakaf ini
di beberapa
negara sudah bekerja untuk pengentasan kemiskinan dan
kesejahteraan sosial masyarakat.
“Beberapa sangat berhasil dalam
menyediakan layanan yang dibutuhkan untuk segmen masyarakat
miskin,
bagaimanapun, ini dibatasi oleh sumber daya keuangan yang terbatas dan
karenanya memiliki keterbatasan jangkauan kebutuhan banyak yang harus dilakukan
untuk ekspansi dan promosi lembaga keuangan sosial Islam untuk kesejahteraan
orang miskin” ujarnya dengan bahasa inggris.
Ikut memberikan sambutan dalam
workshop tersebut Ketua BAZNAS Pusat Prof. Dr. KH Didin Hafidudin. Dalam
sambutannya Prof Didin menyampaikan bahwa tujuan diselenggarakannya workshop berkelas internasional tentang perkembangan zakat, wakaf, dan
lembaga keuangan mikro syariah ini adalah
untuk
kesejahteraan segmen masyarakat miskin.
“Workshop Internasional ini juga memberikan
kesempatan dan memfasilitasi sebuah platform untuk diskusi antara pembuat
kebijakan, praktisi, akademisi, peneliti, mahasiswa dan pemangku kepentingan
lainnya seperti BAZNAS Pusat dan termasuk
Baznas Propinsi dan Kabupaten/ kota untuk mengatasi berbagai masalah yang berkaitan dengan
peran zakat, wakaf, dan keuangan mikro syariah”. Ucapnya dengan nada yang santai.
Selesai
pembukaan dilanjutkan dengan lounching Jurnal Al Muzara’ah oleh Dr. irfan
Syauqi Beik dari IPB sekaligus sebagai staf ahli dari BAZNAS Pusat.
Bertindak
sebagai keynote Speech sebelum dimulai sesi pertama adalah Dr. Anggito
Abimanyu, Direktur Jenderal Haji dan Umrah Kementerian Agama RI dengan
membawakan tema “ Tantangan Keuangan Islam dan Haji di Indonesia.
Kemudian
dilanjutkan dengan diskusi secara panel pada sesi pertama dimoderatori oleh Dr.
Dadang Muljawan dari unsur IRTI dengan menghadirkan pembicara dari berbagai
negara membahas tema tentang Sistem Zakat yaitu Dr. Ahmad Mukhlis Yusuf dari
Indonesia, Mr. Hasn Zahangir Alam dari Bangladesh, Hajjah Rose Abdullah dari
Brunei Darussalam, Nana Minarti unsur Forum Zakat dari Indonesia, Tn Hajji Mohd
Rais Alias dari malaysia.
Selanjutnya
menjelang sesi 2 workshop menghadirkan ketua Otoritas Jasa Keuangan Indonesia, Dr.
Muliaman D Hadda sebagai keynote speech dengan
tema “Penguatan Penguatan
peran Otoritas Jasa finacial dalam pengembangan mikrofinance Islam”.
Berikutnya
dilanjutkan dengan sesi 2 mengusung tema tentang Sistem Wakaf di Negara
Masing-masing Pembicara. Pembicara pada sesi 2 ini terdiri dari Dr. Mustafa
Edwin Nasution, Wakil Ketua Badan Wakaf
Indonesia (BWI), Dr. Shamsiah Abdul Karim, Asisten Direktur Dewan Agama Islam
Singapura, Mohd Nurul Huda dari Bangladesh, Prof dr. M. Aslam Haneef dari
Malaysia, Dato’ Syed Ghazali Wafa dari malaysia dengan dimoderatori oleh Dr.
Hylmun Izhar dari unsur IRTI.
Pada
sesi 3 dengan moderator Dr. M. Obaidullah dari IRTI membahas tema tentang Lembaga
Keuangan Mikro Islam menghadirkan pembicara Prof. Dr. Ataul Huq Pramanik dari
bangladesh, Dr. Aries Mufri dari Indonesia, Arshad Ajmal dari India, Dr. Nunung
Nuryartono dari Indonesia.
Di
sela-sela workshop peserta juga diundang untuk mengunjungi kampus Sekolah
Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Tazkia dan Masjid Istambul yang didirikan dan
dipimpin oleh Dr. M. Syafii Antonio, M.Sc yang juga pakar ekonomi Islam di
sentul Bogor.
Workshop
yang berkelas Internasional ini diikuti oleh peserta aktif dari luar negeri yang berasal dari berbagai
negara seperti India, Uganda, Nigeria dan Bangladesh, Malaysia, Singapura dan India. kemudian peserta aktif dari dalam
negeri terdiri dari akademisi, anggota Ikatan Ahli Ekonomi Islam dan perwakilan
dari Baznas daerah. Maka Baznas Kabupaten Padang Pariaman termasuk salah satu
lembaga yang mendapat kehormatan untuk menjadi peserta dalam workshop tersebut
dengan mengirim 2 orang utusan yang terdiri dari Ketua Baznas kabupaten padang
Pariaman Drs. H. Ahcmad Syukri, MM dan Wakil Ketua Baznas Kabupaten Padang
Pariaman, Rahmat tk Sulaiman, S.Sos, S.Ag, MM.
“Alhamdulillah,
kami bisa mengikuti workshop ini dan bisa menimba pengalaman dari beberapa
negara Islam tentang tata kelola pemungutan zakat dan pendistribusiannya.
Meskipun workshop Internasional ini semua pembicara dan peserta menggunakan
bahasa inggris, namun secara umum kami bisa memahaminya. Maka harapan kami
kepada masyarakat Padang Pariaman, termasuk juga mahasiswa yang belajar tentang
kajian Islam dan juga santri di pesantren untuk mempermantap bahasa inggris dan
juga bahasa arab, karena bagaimanapun juga, bahasa ini adalah pintu masuk kita
unttuk mempelajari berbagai ilmu pengetahuan, termasuk tentang ekonomi Islam”
harap syukri di sela-seka penutupan workshop.
Lebih
lanjut Syukri juga menuturkan bahwa Baznas Kabupaten Padang Pariaman juga akan
mendorong tumbuh berkembangnya kajian ekonomi Islam di Kabupaten Padang
Pariaman.
“Baznas
Kabupaten Padang Pariaman juga mendorong putra-putri Padang Pariaman yang ingin
mendalami kajian ilmu Ekonomi Islam. Kita akan berikan beasiswa kepada mereka yang
studi tentang ekonomi Islam tersebut, bukan berarti mengabaikan studi yang
lain. Sebab mereka ini adalah aset yang besar untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi Islam termasuk pengembangan pengelolaan zakat yang profesional” tutur
Syukri yang diamini Rahmat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar