Selasa, 12 November 2013

BAZNAS Padang Pariaman ikuti Workshop Internasional Zakat

BAZNAS Padang Pariaman ikuti Workshop Internasional Zakat

Dilaporkan oleh Rahmat Tk Sulaiman
(SO) Bogor. Keuangan Islam telah menunjukkan pertumbuhan yang mengesankan selama empat dekade terakhir dan diperkirakan akan tumbuh lebih lanjut. Signifikansinya terhadap pembangunan nasional dan masyarakat tak terbantahkan, sebagai lembaga ekonomi dan keuangan Islam telah berkontribusi untuk ekonomi dunia.

Demikian disampaikan Prof Dato Dr. Mohd Azmi Omar, Direktur Jendral Islamic Reseach and Training Institute (IRTI) Islamic Development Bank pada pembukaan Workshop Internasional tentang Zakat, Wakaf dan Keuangan Islam yang diselenggarakan kerjasama Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dengan Institut Pertanian Bogor (IPB), Islamic Reseach and Training Institute IRTI) Islamic Development Bank (IDB) dan Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) pada 29 April 2013 bertempat di IPB International Convention Center (IICC).

Lebih lanjut Omar menuturkan bahwa mayoritas masyarakat miskin yang telah dicabut dari jasa keuangan. Menurut perkiraan, sekitar sepertiga penduduk miskin dunia adalah Muslim. Sekitar 72% dari mereka yang tinggal di negara-negara mayoritas Muslim tidak menggunakan jasa keuangan formal. Akses mereka untuk membiayai lebih lanjut dibatasi oleh produk berbasis bunga.

Hal ini menunjukkan potensi besar keuangan mikro syariah untuk berkontribusi mengurangi kemiskinan. Meskipun keuangan Islam tumbuh pada dua digit dengan aset lebih dari US $ satu triliun, keuangan mikro syariah masih dalam tahap bayi” tambahnya menegaskan.

Kemudian Omar juga menggarisbawahi bahwa lembaga keuangan sosial Islam termasuk lembaga keuangan mikro berbasis iman melalui zakat dan wakaf ini di beberapa negara sudah bekerja untuk pengentasan kemiskinan dan kesejahteraan sosial masyarakat.

Beberapa sangat berhasil dalam menyediakan layanan yang dibutuhkan untuk segmen masyarakat miskin, bagaimanapun, ini dibatasi oleh sumber daya keuangan yang terbatas dan karenanya memiliki keterbatasan jangkauan kebutuhan banyak yang harus dilakukan untuk ekspansi dan promosi lembaga keuangan sosial Islam untuk kesejahteraan orang miskin” ujarnya dengan bahasa inggris.

Ikut memberikan sambutan dalam workshop tersebut Ketua BAZNAS Pusat Prof. Dr. KH Didin Hafidudin. Dalam sambutannya Prof Didin menyampaikan bahwa tujuan diselenggarakannya workshop berkelas internasional tentang perkembangan zakat, wakaf, dan lembaga keuangan mikro syariah ini adalah untuk kesejahteraan segmen masyarakat miskin.

“Workshop Internasional ini juga memberikan kesempatan dan memfasilitasi sebuah platform untuk diskusi antara pembuat kebijakan, praktisi, akademisi, peneliti, mahasiswa dan pemangku kepentingan lainnya seperti BAZNAS Pusat dan termasuk Baznas Propinsi dan Kabupaten/ kota untuk mengatasi berbagai masalah yang berkaitan dengan peran zakat, wakaf, dan keuangan mikro syariah. Ucapnya dengan nada yang santai.

Selesai pembukaan dilanjutkan dengan lounching Jurnal Al Muzara’ah oleh Dr. irfan Syauqi Beik dari IPB sekaligus sebagai staf ahli dari BAZNAS Pusat.
Bertindak sebagai keynote Speech sebelum dimulai sesi pertama adalah Dr. Anggito Abimanyu, Direktur Jenderal Haji dan Umrah Kementerian Agama RI dengan membawakan tema “ Tantangan Keuangan Islam dan Haji di Indonesia.
Kemudian dilanjutkan dengan diskusi secara panel pada sesi pertama dimoderatori oleh Dr. Dadang Muljawan dari unsur IRTI dengan menghadirkan pembicara dari berbagai negara membahas tema tentang Sistem Zakat yaitu Dr. Ahmad Mukhlis Yusuf dari Indonesia, Mr. Hasn Zahangir Alam dari Bangladesh, Hajjah Rose Abdullah dari Brunei Darussalam, Nana Minarti unsur Forum Zakat dari Indonesia, Tn Hajji Mohd Rais Alias dari malaysia.
Selanjutnya menjelang sesi 2 workshop menghadirkan ketua Otoritas Jasa Keuangan Indonesia, Dr. Muliaman D Hadda sebagai keynote speech  dengan tema “Penguatan Penguatan peran Otoritas Jasa finacial dalam pengembangan mikrofinance Islam.

Berikutnya dilanjutkan dengan sesi 2 mengusung tema tentang Sistem Wakaf di Negara Masing-masing Pembicara. Pembicara pada sesi 2 ini terdiri dari Dr. Mustafa Edwin Nasution, Wakil Ketua  Badan Wakaf Indonesia (BWI), Dr. Shamsiah Abdul Karim, Asisten Direktur Dewan Agama Islam Singapura, Mohd Nurul Huda dari Bangladesh, Prof dr. M. Aslam Haneef dari Malaysia, Dato’ Syed Ghazali Wafa dari malaysia dengan dimoderatori oleh Dr. Hylmun Izhar dari unsur IRTI.

Pada sesi 3 dengan moderator Dr. M. Obaidullah dari IRTI membahas tema tentang Lembaga Keuangan Mikro Islam menghadirkan pembicara Prof. Dr. Ataul Huq Pramanik dari bangladesh, Dr. Aries Mufri dari Indonesia, Arshad Ajmal dari India, Dr. Nunung Nuryartono dari Indonesia.
Di sela-sela workshop peserta juga diundang untuk mengunjungi kampus Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Tazkia dan Masjid Istambul yang didirikan dan dipimpin oleh Dr. M. Syafii Antonio, M.Sc yang juga pakar ekonomi Islam di sentul Bogor.

Workshop yang berkelas Internasional ini diikuti oleh peserta  aktif dari luar negeri yang berasal dari berbagai negara seperti India, Uganda, Nigeria dan Bangladesh, Malaysia, Singapura  dan India. kemudian peserta aktif dari dalam negeri terdiri dari akademisi, anggota Ikatan Ahli Ekonomi Islam dan perwakilan dari Baznas daerah. Maka Baznas Kabupaten Padang Pariaman termasuk salah satu lembaga yang mendapat kehormatan untuk menjadi peserta dalam workshop tersebut dengan mengirim 2 orang utusan yang terdiri dari Ketua Baznas kabupaten padang Pariaman Drs. H. Ahcmad Syukri, MM dan Wakil Ketua Baznas Kabupaten Padang Pariaman, Rahmat tk Sulaiman, S.Sos, S.Ag, MM.

“Alhamdulillah, kami bisa mengikuti workshop ini dan bisa menimba pengalaman dari beberapa negara Islam tentang tata kelola pemungutan zakat dan pendistribusiannya. Meskipun workshop Internasional ini semua pembicara dan peserta menggunakan bahasa inggris, namun secara umum kami bisa memahaminya. Maka harapan kami kepada masyarakat Padang Pariaman, termasuk juga mahasiswa yang belajar tentang kajian Islam dan juga santri di pesantren untuk mempermantap bahasa inggris dan juga bahasa arab, karena bagaimanapun juga, bahasa ini adalah pintu masuk kita unttuk mempelajari berbagai ilmu pengetahuan, termasuk tentang ekonomi Islam” harap syukri di sela-seka penutupan workshop.

Lebih lanjut Syukri juga menuturkan bahwa Baznas Kabupaten Padang Pariaman juga akan mendorong tumbuh berkembangnya kajian ekonomi Islam di Kabupaten Padang Pariaman.
“Baznas Kabupaten Padang Pariaman juga mendorong putra-putri Padang Pariaman yang ingin mendalami kajian ilmu Ekonomi Islam. Kita akan berikan beasiswa kepada mereka yang studi tentang ekonomi Islam tersebut, bukan berarti mengabaikan studi yang lain. Sebab mereka ini adalah aset yang besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Islam termasuk pengembangan pengelolaan zakat yang profesional” tutur Syukri yang diamini Rahmat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar