Selasa, 12 November 2013

Asosiasi SPAMS Kota Padang Monitoring Lapangan

Asosiasi SPAMS Kota Padang Monitoring Lapangan
Untuk keberlanjutan dan kesinambungan program Pamsimas, Asosiasi SPAMS Kota Padang sudah menunjukan eksistensinya di tengah-tengah BPSPAMS se Kota Padang. Setelah menyusun dan menyepakati program kerjanya setahun yang lalu, Asosiasi SPAMS kota Padang selalu melakukan pertemuan rutin pengurus dan dilanjutkan dengan monitoring lapangan.
Pada minggu, tanggal 20 Oktober 2013 lalu, Pengurus Asosiasi SPAMS Padang melakukan rapat pengurus yang juga dihadiri Fasilitator Keberlanjutan Bidang Pemberdayaan Kota Padang, Rahmat Tk Sulaiman. Dalam rapat yang diselenggarakan di rumah makan Aru Lubeg Kota Padang, Asosiasi bersama Fasilitator keberlanjutan melakukan review hasil kinerja BPSPAMS se Kota Padang terbaru. Maka dari hasil review tersebut didapatkan kondisi BPSPAMS yang sehat, sedang dan sakit.
Dalam sambutannya Rahmat Tk Sulaiman selaku Fasilitator Keberlanjutan mengatakan bahwa peran asosiasi ini sangat strategis untuk memastikan keberfungsian dan keberlanjutan pamsimas. “Harapannya asosiasi bisa sebagai pelanjut fasilitator, sebab fasilitator ini hanya bersifat temporer menjelang asosiasi dan BPSPAMS bisa mandiri” Ujar Rahmat yang kembali ditugaskan sebagai FK CD awal september 2013.
Kemudian ketua asosisi menuturkan bahwa sementara waktu kami masih membutuhkan fasilitator. “kami berharap fasilitator tetap bersedia mendampingi kami dalam monitoring lapangan dan transfer pengalaman”.
Pertemuan kembali menegaskan kesepakatan sebelumnya untuk melakukan monitoring rutin setiap hari minggu ke lapangan, menjemput aspirasi dan mendengarkan permasalahan, termasuk juga mendengarkan succes story dan inovasi yang mereka lakukan dalam penyelesaian permasalahan yang muncul.
Monitoring dilakukan Asosiasi selain menyaksikan secara langsung kondisi lapangan, juga merupakan ajang silaturahim asosiasi dengan pengurus BPSPAMS serta warga penerima manfaat. Sebab kata Husni Jhon, “kami ada karena BPSPAMS, karena kami juga pengurus BPSPAMS. Prestasi BPSPAMS adalah kebanggaan kami dan masalah BPSPAMS juga masalah kami. Maka kami turun ke lapangan juga memberikan motivasi dan berbagi pengalaman” ulas Husni Jhon di sela-sela kunjungan lapangan.
Lokasi yang dikunjungi setelah rapat itu adalah Tanah Runtuh Kelurahan  Pampangan, Pegambiran Ampalu dan Boya Parak Pegambiran. Alasan 3 lokasi ini dikunjungi karena memiliki hasil kinerja BPSPAMS rendah. Ikut dalam kunjungan tersebut, Ketua Asosiasi, M. Husni Jhon, SH, yang juga Ketua BPSPAMS Tarantang,  Maneger Asosiasi, M. Teguh Santoso, S.Sos, juga Ketua BPSPAMS Bukit Aua Limau Manis,  Sekretaris Asosiasi, Ariswandi, SP, yang juga Sekretaris BPSPAMS Teluk Kabung Tengah, Bendahara Asosiasi, Nurtini, yang juga Bendahara BPSPAMS Koto Lalang Bungus Timur, Bidang Teknik Asosiasi, Yosmanedi, yang juga Ketua BPSPAMS Parak Buruk, Bidang Kesehatan Asosiasi, Yus, yang juga unit Kesehatan BPSPAMS Lolo Gunung Sarik dan didamping Fasilitator Keberlanjutan Kota Padang, Rahmat Tk Sulaiman.
Dari kunjungan lapangan ke Tanah Runtuh Kelurahan Pampangan didapatkan permasalahan sumber air mengecil bahkan hilang, karena beralih jalur. Akibatnya air tidak mengalir, akibat lanjutannya iuran tidak berjalan, masyarakat tidak mau sambungan rumah. Di sisi lain pengurus BPSPAMS belum berdaya mencarikan jalan keluarnya. Meskipun pengurus BPSPAMS di tanah Runtuh ini sudah beberapa kali mengalami penggantian, namun dibutuhkan relawan yang punya komitmen yang kuat.
Ketua BPSPAMSnya Ahmadi, ketika dihubungi sedang tidak berada di lokasi dan pengurus lainnya juga tidak ada di rumah. Maka pengurus Asosiasi ditemani salah seorang warga langsung menuju ke lokasi reservoar dan SPL. Didapatkan kondisi reservoar dan SPL dalam kondisi baik, namun kurang dirawat. Air dalam bak reservoar dalam keadaan kosong.
Ketika masyarakat diwawancarai, didapatkan informasi bahwa masyarakat sangat membutuhkan air, secara personal warga kembali mengambil air melalui slang dari kumpulan air lebih tinggi lagi di atas intake. Masyarakat masih sangat berharap dicarikan lagi sumber air dan sarana Pamsimas dimanfaatkan kembali untuk mengaliri air.
Rekomendasi asosiasi adalah kepengurusan BPSPAMSnya perlu dimotivasi lagi dan direvitalisasi. Masyarakatnya perlu dikonsolidasikan dan dicari sumber air ke tempat yang lebih tinggi lagi.
Kemudian Ketua BPSPAMS Tanah Runtuh dihubungi melalui selulernya dan berjanji akan mencarikan sumber air baru yang lebih tinggi serta rapat lagi bersama warga “ kami berharap kepada Asosiasi untuk memfasilitasi dana kemitraan, untuk biaya pembelian pipa tambahan dan pembangunan intake baru,  sebab masyarakat dirasa keberatan untuk diajak beriuran lagi” tuturnya penuh harap.
Kemudian kunjungan dilanjutkan ke Pegambiran Ampalu, maka didapatkan informasi bahwa pengurus BPSPAMS yang lama sudah mengundurkan diri, untuk sementara waktu pengelolaan Pamsimas diambil alih oleh Ketua RW setempat. Ketua RW dan RT berinisiatif untuk melakukan perbaikan bak reservoar yang bocor supaya tidak melebar dan biayanya diambil dari iuran warga yang dikumpulkan oleh RT masing-masing.
Maka Asosiasi dan FK menyarankan kepada ketua RW tersebut untuk melakukan rapat lagi bersama warga guna membentuk kepengurusan BPSPAMS yang baru, sehingga pengurusannya menjadi sah dan legal. Untuk menghindari ketekoran air yang terjadi di Pegambiran Ampalu, maka memberlakukan meterannya menjadi suatu keharusan. Hal ini yang disampaikan M. Teguh Santoso, selaku Maneger Asosiasi SPAMS yang juga Ketua BPSPAMS Bukit Aua Limau Manis.
“Kondisi seperti ini memang pernah terjadi di lokasi saya, setelah diberlakukan meteran tidak ada lagi ketekoran. Hal ini akan lebih adil dalam pemanfaatan air”.
Pak Agus selaku Ketua RW berjanji akan mengagendakan rapat bersama warga untuk memilih pengurus baru dan menyampaikan hasil kunjungan asosiasi ini kepada warga termasuk arti penting dari meteran untuk pemanfaatan air.
Telah lama bercengkrama, tanpa terasa waktu terus berlalu, maka kunjungan dilanjutkan ke Boya Parak Pegambiran setelah dilakukan shalat ashar di salah satu masjid di Pegambiran Ampalu.
Lain permasalahan Tanah Runtuh Kelurahan Pampangan dan Pegambiran Ampalu, lain pula permasalahan yang ditemukan Asosiasi di lokasi Boya Parak Pegambiran. Dua lokasi pertama merupakan sistem grafitasi, sedangkan di Boya Parak Pegambiran menggunakan sistem Pompanisasi melalui sumur bor.
Setelah dilakukan dialog dengan beberapa warga penerima manfaat di sekitar 2 titik menara, dilanjutkan dengan pertemuan bersama ketua BPSPAMS Boya Parak. Dari dialog bersama warga didapatkan informasi dari sebagian warga yang masih menikmati air pamsimas, bahwa mereka lebih banyak mempergunakan air hanya untuk mandi dan mencuci, sedangkan untuk minum mereka masih tetap membeli air galon. Alasannya masih khawatir akan kualitas airnya, ditambahkan lagi khawatir akan kandungan kimia yang terdapat air tanah tersebut dapat menimbulkan berbagai penyakit. Meskipun pada awal konstruksinya sudah dilakukan pengujian kualitas air melalui labor, namun karena sudah 2 tahun belum diuji lagi kualitasnya.
Ketika dikonfirmasi kepada Ketua BPSPAMSnya, Yulhendri selaku Ketua BPSPAMS menuturkan bahwa biaya untuk tes kimialogi secara lengkap melalui labor pada 1 titik menara saja membutuhkan biaya sebesar Rp. 700.000. Maka untuk 3 titik berarti membutuhkan biaya sebesar  Rp. 2.100.000. Sedangkan iuran warga untuk operasionalnya saja masih kekurangan, seperti pembayaran listrik, mesin dan lain sebagainya.
Maka Asosiasi dan Fasilitator Keberlanjutan akan mengkomunikasikan dengan Dinas Kesehatan Kota Padang untuk bisa mencarikan jalan keluar terhadap permasalahan pengujian kualitas air tanah dengan harga yang murah khusus untuk Pamsimas.
Pengurus BPSPAMS boya Parak juga berharap kepada Asosiasi untuk menindaklanjuti aspirasi mereka, sebab iuran warga masih di bawah operasional. (Rahmat Tk Sulaiman, FK CD Pamsimas Kota Padang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar