Asosiasi
SPAMS Kota Padang Monitoring Lapangan
Untuk keberlanjutan dan
kesinambungan program Pamsimas, Asosiasi SPAMS Kota Padang sudah menunjukan
eksistensinya di tengah-tengah BPSPAMS se Kota Padang. Setelah menyusun dan menyepakati
program kerjanya setahun yang lalu, Asosiasi SPAMS kota Padang selalu melakukan
pertemuan rutin pengurus dan dilanjutkan dengan monitoring lapangan.
Pada minggu, tanggal 20
Oktober 2013 lalu, Pengurus Asosiasi SPAMS Padang melakukan rapat pengurus yang
juga dihadiri Fasilitator Keberlanjutan Bidang Pemberdayaan Kota Padang, Rahmat
Tk Sulaiman. Dalam rapat yang diselenggarakan di rumah makan Aru Lubeg Kota
Padang, Asosiasi bersama Fasilitator keberlanjutan melakukan review hasil
kinerja BPSPAMS se Kota Padang terbaru. Maka dari hasil review tersebut
didapatkan kondisi BPSPAMS yang sehat, sedang dan sakit.
Dalam sambutannya
Rahmat Tk Sulaiman selaku Fasilitator Keberlanjutan mengatakan bahwa peran
asosiasi ini sangat strategis untuk memastikan keberfungsian dan keberlanjutan
pamsimas. “Harapannya asosiasi bisa sebagai pelanjut fasilitator, sebab
fasilitator ini hanya bersifat temporer menjelang asosiasi dan BPSPAMS bisa mandiri”
Ujar Rahmat yang kembali ditugaskan sebagai FK CD awal september 2013.
Kemudian ketua asosisi
menuturkan bahwa sementara waktu kami masih membutuhkan fasilitator. “kami
berharap fasilitator tetap bersedia mendampingi kami dalam monitoring lapangan
dan transfer pengalaman”.
Pertemuan kembali
menegaskan kesepakatan sebelumnya untuk melakukan monitoring rutin setiap hari
minggu ke lapangan, menjemput aspirasi dan mendengarkan permasalahan, termasuk
juga mendengarkan succes story dan inovasi yang mereka lakukan dalam
penyelesaian permasalahan yang muncul.
Monitoring dilakukan
Asosiasi selain menyaksikan secara langsung kondisi lapangan, juga merupakan
ajang silaturahim asosiasi dengan pengurus BPSPAMS serta warga penerima
manfaat. Sebab kata Husni Jhon, “kami ada karena BPSPAMS, karena kami juga
pengurus BPSPAMS. Prestasi BPSPAMS adalah kebanggaan kami dan masalah BPSPAMS
juga masalah kami. Maka kami turun ke lapangan juga memberikan motivasi dan
berbagi pengalaman” ulas Husni Jhon di sela-sela kunjungan lapangan.
Lokasi yang dikunjungi
setelah rapat itu adalah Tanah Runtuh Kelurahan
Pampangan, Pegambiran Ampalu dan Boya Parak Pegambiran. Alasan 3 lokasi
ini dikunjungi karena memiliki hasil kinerja BPSPAMS rendah. Ikut dalam
kunjungan tersebut, Ketua Asosiasi, M. Husni Jhon, SH, yang juga Ketua BPSPAMS
Tarantang, Maneger Asosiasi, M. Teguh
Santoso, S.Sos, juga Ketua BPSPAMS Bukit Aua Limau Manis, Sekretaris Asosiasi, Ariswandi, SP, yang juga
Sekretaris BPSPAMS Teluk Kabung Tengah, Bendahara Asosiasi, Nurtini, yang juga
Bendahara BPSPAMS Koto Lalang Bungus Timur, Bidang Teknik Asosiasi, Yosmanedi,
yang juga Ketua BPSPAMS Parak Buruk, Bidang Kesehatan Asosiasi, Yus, yang juga
unit Kesehatan BPSPAMS Lolo Gunung Sarik dan didamping Fasilitator
Keberlanjutan Kota Padang, Rahmat Tk Sulaiman.
Dari kunjungan lapangan
ke Tanah Runtuh Kelurahan Pampangan didapatkan permasalahan sumber air mengecil
bahkan hilang, karena beralih jalur. Akibatnya air tidak mengalir, akibat
lanjutannya iuran tidak berjalan, masyarakat tidak mau sambungan rumah. Di sisi
lain pengurus BPSPAMS belum berdaya mencarikan jalan keluarnya. Meskipun
pengurus BPSPAMS di tanah Runtuh ini sudah beberapa kali mengalami penggantian,
namun dibutuhkan relawan yang punya komitmen yang kuat.
Ketua BPSPAMSnya
Ahmadi, ketika dihubungi sedang tidak berada di lokasi dan pengurus lainnya juga
tidak ada di rumah. Maka pengurus Asosiasi ditemani salah seorang warga
langsung menuju ke lokasi reservoar dan SPL. Didapatkan kondisi reservoar dan
SPL dalam kondisi baik, namun kurang dirawat. Air dalam bak reservoar dalam
keadaan kosong.
Ketika masyarakat
diwawancarai, didapatkan informasi bahwa masyarakat sangat membutuhkan air,
secara personal warga kembali mengambil air melalui slang dari kumpulan air lebih
tinggi lagi di atas intake. Masyarakat masih sangat berharap dicarikan lagi
sumber air dan sarana Pamsimas dimanfaatkan kembali untuk mengaliri air.
Rekomendasi asosiasi
adalah kepengurusan BPSPAMSnya perlu dimotivasi lagi dan direvitalisasi.
Masyarakatnya perlu dikonsolidasikan dan dicari sumber air ke tempat yang lebih
tinggi lagi.
Kemudian Ketua BPSPAMS Tanah
Runtuh dihubungi melalui selulernya dan berjanji akan mencarikan sumber air
baru yang lebih tinggi serta rapat lagi bersama warga “ kami berharap kepada
Asosiasi untuk memfasilitasi dana kemitraan, untuk biaya pembelian pipa
tambahan dan pembangunan intake baru,
sebab masyarakat dirasa keberatan untuk diajak beriuran lagi” tuturnya
penuh harap.
Kemudian kunjungan
dilanjutkan ke Pegambiran Ampalu, maka didapatkan informasi bahwa pengurus
BPSPAMS yang lama sudah mengundurkan diri, untuk sementara waktu pengelolaan
Pamsimas diambil alih oleh Ketua RW setempat. Ketua RW dan RT berinisiatif
untuk melakukan perbaikan bak reservoar yang bocor supaya tidak melebar dan
biayanya diambil dari iuran warga yang dikumpulkan oleh RT masing-masing.
Maka Asosiasi dan FK
menyarankan kepada ketua RW tersebut untuk melakukan rapat lagi bersama warga
guna membentuk kepengurusan BPSPAMS yang baru, sehingga pengurusannya menjadi
sah dan legal. Untuk menghindari ketekoran air yang terjadi di Pegambiran
Ampalu, maka memberlakukan meterannya menjadi suatu keharusan. Hal ini yang
disampaikan M. Teguh Santoso, selaku Maneger Asosiasi SPAMS yang juga Ketua
BPSPAMS Bukit Aua Limau Manis.
“Kondisi seperti ini
memang pernah terjadi di lokasi saya, setelah diberlakukan meteran tidak ada
lagi ketekoran. Hal ini akan lebih adil dalam pemanfaatan air”.
Pak Agus selaku Ketua
RW berjanji akan mengagendakan rapat bersama warga untuk memilih pengurus baru
dan menyampaikan hasil kunjungan asosiasi ini kepada warga termasuk arti
penting dari meteran untuk pemanfaatan air.
Telah lama
bercengkrama, tanpa terasa waktu terus berlalu, maka kunjungan dilanjutkan ke
Boya Parak Pegambiran setelah dilakukan shalat ashar di salah satu masjid di
Pegambiran Ampalu.
Lain permasalahan Tanah
Runtuh Kelurahan Pampangan dan Pegambiran Ampalu, lain pula permasalahan yang
ditemukan Asosiasi di lokasi Boya Parak Pegambiran. Dua lokasi pertama
merupakan sistem grafitasi, sedangkan di Boya Parak Pegambiran menggunakan
sistem Pompanisasi melalui sumur bor.
Setelah dilakukan
dialog dengan beberapa warga penerima manfaat di sekitar 2 titik menara, dilanjutkan
dengan pertemuan bersama ketua BPSPAMS Boya Parak. Dari dialog bersama warga
didapatkan informasi dari sebagian warga yang masih menikmati air pamsimas,
bahwa mereka lebih banyak mempergunakan air hanya untuk mandi dan mencuci,
sedangkan untuk minum mereka masih tetap membeli air galon. Alasannya masih
khawatir akan kualitas airnya, ditambahkan lagi khawatir akan kandungan kimia
yang terdapat air tanah tersebut dapat menimbulkan berbagai penyakit. Meskipun
pada awal konstruksinya sudah dilakukan pengujian kualitas air melalui labor,
namun karena sudah 2 tahun belum diuji lagi kualitasnya.
Ketika dikonfirmasi
kepada Ketua BPSPAMSnya, Yulhendri selaku Ketua BPSPAMS menuturkan bahwa biaya
untuk tes kimialogi secara lengkap melalui labor pada 1 titik menara saja
membutuhkan biaya sebesar Rp. 700.000. Maka untuk 3 titik berarti membutuhkan
biaya sebesar Rp. 2.100.000. Sedangkan
iuran warga untuk operasionalnya saja masih kekurangan, seperti pembayaran
listrik, mesin dan lain sebagainya.
Maka Asosiasi dan
Fasilitator Keberlanjutan akan mengkomunikasikan dengan Dinas Kesehatan Kota
Padang untuk bisa mencarikan jalan keluar terhadap permasalahan pengujian kualitas
air tanah dengan harga yang murah khusus untuk Pamsimas.
Pengurus BPSPAMS boya
Parak juga berharap kepada Asosiasi untuk menindaklanjuti aspirasi mereka,
sebab iuran warga masih di bawah operasional. (Rahmat Tk Sulaiman, FK CD
Pamsimas Kota Padang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar